RSS

Medan City


Kota Medan merupakan kota metropolitan yang berkembang pesat di wilayah Sumatera seperti yang tertajuk pada Majalah Global Review, “Secara nasional Medan ditetapkan sebagai salah satu kota metropolitan baru, sekaligus sebagai kawasan strategis dan bagian koridor pertumbuhan ekonomi nasional bagian barat, merupakan pintu gerbang wilayah Indonesia bagian barat dan juga sebagai pintu gerbang bagi para wisatawan untuk menuju berbagai objek wisata. Selain termasuk kota terbesar ketiga di Indonesia, Kota Medan juga merupakan Ibu Kota serta icon dari pulau Sumatera Utara. Pembangunan gedung maupun bangunan berlantai semakin menjarah ke setiap sudut Kota Medan. Kota Medan tidak memiliki banyak ruang terbuka hijau sebagai paru-paru kota yang menyebabkannya mengalami perubahan iklim yang sangat signifikan seperti cuaca yang tidak stabil dan panas yang terus meningkat dari tahun ke tahun. RTH Kota Medan hanya 9% seperti  yang Dinas Pertamanan Kota Medan sebutkan. Namun begitu, pembangunan yang terjadi di Kota Medan sangat tampak di seluruh sudutnya. Jadi pembangunan perkotaan yang terjadi di Kota Medan sudah dapat dianggap memenuhi kriteria sebagai icon sumatera (Waspada, 2012). Landmark  Kota Medan adalah Lapangan Merdeka yang terletak tepat di tengah pusat kota, yaitu di antara stasiun kereta, gedung Pemko Medan, Centre Point, dan bangunan-bangunan bernilai lainnya. Namun ada hal yang menjadi problematika yang belum terselesaikan di Kota Medan hingga sekarang yaitu masalah transportasi dan sarana jalan. Transportasi yang terdapat di Kota Medan sebagian besar adalah angkutan umum  dimana jumlahnya ribuan. Supir angkutan sangat tidak tertib hingga banyak menimbulkan masalah di kota. Pemerintah Kota Medan tidak menindak tegas ketertiban terhadap supir-supir angkutan umum maupun menciptakan sarana transportasi yang lebih menguntungkan masyarakat. Belum lagi tidak terdapat halte-halte yang dapat digunakan sebagai pemberhentian angkutan sehingga hampir seluruh masyarakat Kota Medan naik angkutan dari sembarang tempat. Masalah sarana jalan yang ada di Kota Medan juga sedemikian memprihatinkan. Jalan yang layak dilalui hanya terdapat di daerah pusat kota sedangkan di wilayah pelosok jalanan masih sangat memprihatinkan dan tidak layak dilalui. Perbaikan-perbaikan sangat sering terjadi tetapi jalanan yang diperbaiki sangat mudah rusak kembali akibat kualitas bahan jalan yang buruk. Pemerintah seperti menutup mata melihat hal yang sedemikian tersebut terjadi.
            Pembangunan jembatan-jembatan layang menjadi fokus utama Pemko Medan untuk mengantisipasi dan menangani masalah kemacetan yang terjadi. Kepadatan penduduk maupun laju kendaraan di Kota Medan semakin bertambah setiap harinya. Jika pemerintah tidak memiliki cara ampuh untuk mengatasinya, maka Medan akan menjadi kota macet seperti  Jakarta. Tetapi untunglah Medan memiliki banyak ruang terbuka hijau terutama di wilayah pelosoknya sehingga pemerintah masih memiliki aset untuk mengantisipasi kepadatan penduduk.

Sumber :

Global Review. 2012. Menuju Kota Metropolitan Berdaya Saing, Nyaman, Peduli dan Sejahtera


StarBerita.com. 2013. Ruang Terbuka Hijau Kota Medan Hanya 9%



Kenapa Planologi?

Assalamualaikum wr. wb

  Ini merupakan postingan saya yang pertama, yakni untuk melengkapi tugas mata kuliah TI oleh pak Anang

     Baiklah, kenapa saya memilih planologi sebagai tempat saya menghabiskan waktu 4 tahun kedepan? Sebelum membahas hal tersebut, saya akan menceritakan sedikit latar belakang saya. Nama saya Muhammad Maaz, lahir dan besar di Kota Medan. Saya merupakan alumni SMAN 4 Medan angkatan 2010. Jadi lebih tepatnya saya lebih tua sedikit dari teman-teman yang ada di Planologi. Setelah saya menyelesaikan SMA, saya melanjutkan pendidikan di Universitas Sumatera Utara (USU). Selama satu tahun saya berkuliah di universitas negeri tersebut. Akhirnya ketika pendaftaran SBMPTN tahun 2014 dibuka, saya berniat untuk mengikutinya kembali. Akhirnya saya menetapkan pilihan pertama saya adalah Planologi dan Alhamdulillah saya diterima disana. Jika ada yang bertanya, "kenapa sih kamu ninggalin USU kemudian ambil UNDIP?", maka jawaban saya "itu pilihan hidup", itu aja.
    Sangat kebetulan jika ayah saya bekerja di Bappeda Medan. Saya sering mendengar problema perkotaan di Kota Medan dari ayah saya yang menyebabkan saya sangat ingin merubah dan menyelesaikan perkotaan di Kota Medan. Saya pikir Planologi adalah jalan yang tepat untuk membangun dan mengembangkan cita-cita saya. Maka dari itu saya kukuhkan hati memilih Planologi dan menjalani segala hal didalamnya.
Sekian catatan kecil dari saya,
Planologi! Jaya!!!

Assalamualaikum wr. wb